IDI Wilayah DIY

Kontak Kami

(0274) 453 4519

The Garden Town House A-1, Jl. Plumbon, Banguntapan, Banguntapan, Bantul, DIY

Daerah Istimewa Yogyakarta

2021 Hari Hepatitis Sedunia

28 Juli 2021 787 Views

2021 Hari Hepatitis Sedunia

HARI  HEPATITIS  SEDUNIA  2021

  1. fx. wikan indrarto*)

Hari Hepatitis Sedunia (World Hepatitis Day) diperingati setiap tahun pada tanggal 28 Juli untuk meningkatkan kesadaran akan virus hepatitis, peradangan hati yang menyebabkan penyakit hati parah dan kanker hepatoseluler. Tanggal 28 Juli dipilih untuk menghormati ulang tahun pemenang hadiah Nobel bidang kedokteran, Profesor Baruch Samuel Blumberg, penemu virus hepatitis B (HBV) dan vaksin hepatitis B pertama. Tema tahun 2021 ini adalah “Hepatitis tidak dapat menunggu” (Hepatitis can’t wait), yang menekankan urgensi upaya yang diperlukan untuk menghilangkan hepatitis sebagai ancaman kesehatan masyarakat pada tahun 2030. Apa yang harus dilakukan sekarang?

.

baca juga : https://dokterwikan.com/2021/02/12/2021-tangani-hepatitis-c/

.

Hepatitis A adalah penyakit hati karena infeksi virus Hepatitis A (VHA) yang dapat menyebabkan penyakit ringan hingga berat. HAV ditularkan melalui konsumsi makanan dan air yang terkontaminasi atau melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Hampir semua orang pulih dan sehat kembali sepenuhnya dari hepatitis A dengan memiliki kekebalan seumur hidup. Namun, sebagian kecil orang yang terinfeksi hepatitis A dapat meninggal karena hepatitis fulminan. WHO memperkirakan bahwa hepatitis A menyebabkan sekitar 7.134 kematian pada tahun 2016, atau 0,5% dari kematian akibat virus hepatitis. Risiko infeksi hepatitis A dikaitkan dengan kurangnya air bersih, dan sanitasi dan kebersihan yang buruk, seperti tangan kotor. Pasokan air yang aman, keamanan pangan, sanitasi yang lebih baik, cuci tangan dan vaksin hepatitis A adalah cara paling efektif untuk memerangi penyakit ini.

.

Hepatitis B adalah infeksi virus hepatitis B (VHB) yang menyerang hati dan dapat menyebabkan penyakit baik, akut maupun kronis. Virus ini paling sering ditularkan dari ibu ke anak selama kelahiran dan persalinan, serta melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya, termasuk hubungan seks dengan pasangan yang terinfeksi, penggunaan narkoba suntikan atau paparan instrumen tajam. WHO memperkirakan bahwa pada tahun 2015, terdapat 257 juta orang hidup dengan infeksi hepatitis B kronis, yang didefinisikan sebagai antigen permukaan hepatitis B (HBsAg) positif.

.

Pada tahun 2015, hepatitis B menyebabkan sekitar 887.000 kematian, sebagian besar karena sirosis dan karsinoma hepatoseluler, yaitu kanker hati primer. Pada 2016, sekitar 27 juta orang (10,5% dari semua orang yang diperkirakan hidup dengan hepatitis B) menyadari status infeksi mereka, sementara 4,5 juta (16,7%) orang yang telah didiagnosis sedang dalam pengobatan. Menurut perkiraan WHO terbaru, proporsi anak di bawah lima tahun yang terinfeksi VHB secara kronis turun menjadi hanya di bawah 1% pada 2019, dari sekitar 5% di era pra-vaksin mulai dari 1980-an hingga awal 2000-an. Hepatitis B dapat dicegah dengan vaksin yang aman, tersedia luas dan efektif.

.

 

Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis C (VHC), dapat menyebabkan hepatitis akut dan kronis, dengan tingkat keparahan mulai dari penyakit ringan yang berlangsung beberapa minggu hingga penyakit serius seumur hidup. Hepatitis C adalah penyebab utama kanker hati. VHC adalah virus yang ditularkan melalui darah, penggunaan narkoba suntikan, praktik injeksi yang tidak aman, perawatan kesehatan yang tidak aman, transfusi darah dan produk darah yang tidak disaring, dan praktik seksual yang tidak sehat. Secara global, diperkirakan 71 juta orang memiliki infeksi virus hepatitis C kronis dan sebagian besar akan berlanjut menjadi sirosis atau kanker hati. WHO memperkirakan pada tahun 2016, sekitar 399.000 orang meninggal karena hepatitis C yang menyebabkan sirosis dan karsinoma hepatoseluler (kanker hati primer). Obat antivirus dapat menyembuhkan lebih dari 95% orang dengan infeksi hepatitis C, sehingga mengurangi risiko kematian akibat sirosis dan kanker hati, tetapi akses ke diagnosis dan pengobatan di banyak tempat masih rendah. Saat ini tidak ada vaksin yang efektif melawan hepatitis C, namun penelitian di bidang ini sedang berlangsung.

.

Obat entecavir untuk hepatisis B kronis tidak lagi memiliki hak paten, sehingga sejak 2017 semua negara berpenghasilan rendah dan menengah telah dapat secara legal mendapatkan entecavir generik. Demikian juga obat tenofovir tidak lagi dilindungi oleh hak paten di mana pun di dunia. Harga rata-rata tenofovir generik yang dipra-kualifikasi WHO di pasar internasional turun dari US $ 208 per tahun menjadi US $ 32 per tahun pada 2016. Hepatitis C dapat disembuhkan dengan pengobatan sederhana selama 2-3 bulan, dengan obat antivirus langsung atau ‘Direct Acting Antiviral’ (DAA). Ada tiga jenis obat DAA yang beredar di Indonesia, yaitu sofosbuvir, simeprevir, dan daclatasvir, sehingga sekarang bukan lagi menggunakan obat kombinasi pegylated interferon dan ribavirin.

.

Pesan peringatan untuk masyarakat global, bahwa orang yang hidup dengan hepatitis sudah tidak sabar lagi menunggu mendapatkan perawatan medis yang menyelamatkan jiwa. Tes dan pengobatan hepatitis B untuk wanita hamil tidak boleh ditunda lagi, untuk mencegah penularan dari ibu ke bayinya. Bayi baru lahir tidak dapat menunggu untuk segera diberikan vaksinasi hepatitis B setelah lahir. Orang dengan hepatitis juga tidak sabar menuntut untuk dilindungi dari stigma dan diskriminasi. Organisasi komunitas penderita hepatitis tidak sabar menunggu adanya investasi yang lebih besar. Pengambil keputusan birokrasi pemerintah tidak boleh menunggu dan harus bertindak sekarang, untuk membuat eliminasi hepatitis menjadi kenyataan melalui kemauan politik dan pendanaan.

 

Pesan peringatan ‘Hepatitis can’t wait’ untuk pembuat kebijakan dalam pemerintahan adalah agar segera melakukan integrasi eliminasi virus hepatitis dengan layanan kesehatan lainnya, yang harus segera diwujudkan. Mendanai perawatan medis hepatitis juga tidak dapat menunggu dan harus dilakukan sekarang. Selain itu, juga penghapusan tiga jenis penularan infeksi, yaitu HIV, hepatitis B dan sifilis dari ibu ke anak. Memvalidasi upaya eliminasi hepatitis dan cakupan kesehatan semesta atau Universal Health Couverage (UHC) untuk semua orang dengan hepatitis, tidak boleh lagi menunggu dan harus dimulai sekarang untuk menyelamatkan nyawa.

.

Pesan peringatan ‘Hepatitis can’t wait’ untuk para pemimpin negara, yaitu untuk segera menetapkan target eliminasi hepatitis nasional untuk mencapai dunia tanpa virus hepatitis pada tahun 2030. Selain itu, peningkatan layanan hepatitis esensial, yang melibatkan komunitas dalam layanan hepatitis harus bertindak sekarang, untuk membuat eliminasi hepatitis menjadi kenyataan, melalui kemauan politik dan pendanaan.

Dengan satu orang meninggal setiap 30 detik karena penyakit hepatitis saat pandemi COVID-19, kita semua seharusnya tidak sabar lagi untuk bertindak mengalahkan virus hepatitis, bukan hanya virus SARS-CoV2 penyebab COVID-19. Sudahkah kita bertindak cepat?

Sekian

Yogyakarta, 26 Juli 2021

*) Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih, Alumnus S3 UGM, pengajar di FK UKDW Yogyakarta, WA: 081227280161

 

Sumber : https://dokterwikan.com/2021/07/28/2021-hari-hepatitis-sedunia/